Kamu baru saja meluncurkan website atau sedang dalam proses membuatnya?
Hati-hati, ada banyak kesalahan dalam membuat website yang sering terlewat oleh pemula dan berdampak negatif.
Kenali kesalahan-kesalahan ini agar kamu bisa menghindarinya dan membuat website yang efektif, yuk, GudPeople!
Hal-Hal yang Wajib Ada pada Website Baru!
1. Nama Domain yang Jelas
Pertama, pilih ekstensi domainmu, misal .COM, .ID, .CO.ID, dll.
Kemudian, pilih nama domain yang pendek agar lebih mudah diingat, diketik, dan dibagikan. Jangan terlalu panjang atau rumit.
Hindari menggunakan kata-kata yang sulit dieja atau diucapkan. Jika orang salah mengeja, mereka tidak akan menemukan situsmu.
Hindari juga menggunakan angka tanda hubung (-) jika tidak benar-benar diperlukan, karena bisa membingungkan.
Nama domain sebaiknya mencerminkan topik, layanan, atau brand kamu. Jadi, pengunjung memahami tentang apa situsmu, bahkan sebelum membukanya.
2. Hosting yang Andal & Aman
Sebelum memilih hosting, sebaiknya kenali dulu kebutuhan websitemu.
Apakah ini blog pribadi, toko online, situs perusahaan, atau forum?
Sebab, toko online biasanya butuh resource lebih besar dan keamanan ketat.
Selain itu, perkirakan juga trafiknya. Berapa banyak pengunjung yang kamu harapkan per bulan?
Pilih hosting yang kira-kira mampu menangani perkiraan trafiknya.
Terakhir, hosting juga harus mendukung platform web yang kamu gunakan, misal WordPress, Joomla, Drupal, dan lainnya.
3. Desain yang Responsif
Tampilan website harus menyesuaikan diri secara otomatis dengan berbagai ukuran layar dan orientasi perangkat yang digunakan oleh pengunjung, baik saat dibuka di layar desktop, laptop, tablet, dan smartphone.
Mengapa desain responsif sangat penting bagi website?
Sebab, sebagian besar orang mengakses internet melalui smartphone dan tablet.
Kalau website tidak tampil baik di perangkat mobile, kamu akan kehilangan pengunjung.
Buat struktur menu yang logis dan mudah dipahami.
Pengunjung harus bisa menemukan halaman yang mereka cari tanpa kebingungan.
5. Konten Berkualitas
Konten bukan sekadar teks atau gambar yang mengisi halaman web.
Namun, harus sesuai dengan minat, kebutuhan, pertanyaan, atau masalah yang dihadapi target audiens.
Plus, sejalan dengan fokus atau niche utama websitemu.
Konten yang tidak relevan akan membingungkan pengunjung dan mesin pencari.
6. Halaman Kontak & Informasi Bisnis atau Personal
Sediakan cara yang mudah bagi pengunjung untuk menghubungimu.
Kamu bisa mencantumkan informasi kontak di footer atau membuat menu About Us / Tentang Kami.
Kontak harus mencakup alamat email, nomor telepon, atau alamat fisik jika perlu.
Selain kontak, kamu juga sebaiknya menulis informasi singkat terkait pribadi atau bisnismu.
Halaman ini membantu membangun kepercayaan dengan pengunjung.
8. Keamanan Dasar (HTTPS)
Lindungi websitemu dan data pengunjung dengan menggunakan sertifikat SSL.
Sertifikat ini akan memunculkan HTTPS di awal alamat web dan ikon gembok di browser.
Gunanya agar pengunjung merasa lebih aman dan percaya saat menjelajahi website kamu.
Beberapa Kesalahan dalam Membuat Website!
1. Tidak Punya Tujuan yang Jelas
Kamu membangun website tanpa tahu apa target utamanya.
Apakah untuk menjual produk, memberi informasi, mengumpulkan lead, atau membangun komunitas?
Tanpa tujuan yang jelas, websitemu akan kehilangan arah.
2. Desain yang Tidak Profesional
Tampilan website adalah kesan pertama.
Desain yang amatir, berantakan, warnanya tidak serasi, atau font-nya sulit dibaca bisa membuat pengunjung langsung pergi dan meragukan kredibilitasmu.
3. Mengabaikan Pengguna Perangkat Mobile
Saat ini, mayoritas orang mengakses internet via smartphone.
Jika website tidak mobile-friendly, kamu akan kehilangan sebagian besar pengunjung dan peringkat di mesin pencari.
Pengunjung harus bisa menemukan apa yang mereka cari dengan mudah dalam beberapa klik saja.
Struktur menu yang tidak jelas akan membuat mereka frustasi. Belum lagi kalau banyak link rusak/tidak bisa dibuka.
5. Kecepatan Website Lambat
Rata-rata pengguna internet tidak sabaran.
Kalau website tidak bisa dimuat lebih dari 3 detik, sebagian besar pengunjung akan menutupnya sebelum konten tampil.
6. Mengabaikan SEO (Search Engine Optimization)
Kamu punya website keren tapi tidak ada yang bisa menemukannya di Google?
Sia-sia.
Sebab itu, kamu perlu menerapkan SEO.
Minimal melakukan optimasi on-page, seperti riset kata kunci, optimasi judul halaman (title tag) dan meta deskripsi, penggunaan heading (H1, H2, dst.), dan optimasi gambar (alt text).
7. Konten yang Tidak Berkualitas atau Jarang Diperbarui
Konten adalah jantung website.
Jika kontenmu tipis, tidak relevan, penuh kesalahan ketik, atau sudah kedaluwarsa, pengunjung tidak akan punya alasan untuk kembali lagi.
Sebaiknya lakukan audit konten secara teratur, perbaiki kesalahan, perbarui informasi, dan yang terpenting.. buatlah konten yang benar-benar bermanfaat.
Bukan sekadar menambah kuantitas semata.
8. Tidak Ada Call-to-Action (CTA)
Apakah kamu ingin pengunjung melakukan sesuatu?
Misalnya, membeli produk, mendaftar newsletter, atau menghubungimu.
Jika iya, beri tahu mereka dengan jelas!
Gunakan kata kerja aksi yang kuat dan spesifik di dalam CTA, seperti ‘Beli Sekarang’, ‘Daftar Gratis’, atau ‘Unduh Panduan’, agar pengunjung tahu persis apa yang harus dilakukan.
Teks CTA juga harus singkat, padat, dan mudah dipahami.
Lebih bagus lagi kalau kamu menyebutkan manfaat langsung yang akan mereka peroleh, contohnya ‘Dapatkan Diskon 15%’ atau ‘Mulai Uji Coba Gratis’.
Namun, teks bagus saja tidak cukup.
Kalimat CTA juga sebaiknya memiliki visual menarik.
Buat desain tombol CTA yang menonjol menggunakan warna kontras dengan latar belakang halaman. Pastikan ukurannya cukup besar.
Letakkan di lokasi strategis, biasanya setelah penjelasan manfaat atau di akhir halaman.
Tombol CTA harus mudah dilihat dan diklik dengan nyaman, terutama di perangkat mobile.
9. Menganggap Remeh Keamanan Website
Banyak pemilik website masih kurang peduli terhadap keamanan data pengunjungnya.
Padahal, keamanan data adalah tanggung jawab besar. Bila bocor, reputasi pemilik website akan tercoreng.
Sebab itu, instal sertifikat SSL guna mengaktifkan HTTPS dan memberikan lapisan keamanan dasar bagi website.
Beli sertifikat SSL dari penyedia terpercaya, seperti GudangSSL atau Certificate Authority (CA) langsung.
GudangSSL sendiri menyediakan SSL dari berbagai CA ternama, seperti Sectigo, AlphaSSL, Globalsign, dan banyak lagi. Pilih sesuai kebutuhan websitemu, ya.
10. Informasi Kontak Sulit Ditemukan & Dihubungi
Sudah menambahkan informasi kontak? Bagus!
Tapi, apakah benar-benar bisa dihubungi? Ini kesalahan membuat website yang tak kalah banyak dilakukan.
Jangan membuat pengunjung kesulitan saat ingin menghubungimu.
Selalu uji coba formulir kontak, pastikan email aktif menerima pesan, dan nomor telepon yang tertera benar-benar bisa dihubungi.
Tempatkan informasi kontak ini di area mudah terlihat, seperti di halaman Kontak khusus, footer, dan nomor telepon utama di bagian header.
11. Terlalu Banyak Iklan atau Pop-up
Kami paham, monetisasi memang sangat penting.
Namun, bila iklan atau pop-up muncul berlebihan hingga mengganggu pengalaman membaca, pengunjung akan merasa terganggu dan pergi.
Alhasil, trafik websitemu menurun drastis.
Kalau ingin memasang iklan atau pop-up, selalu utamakan kenyamanan pengunjung.
Caranya, batasi jumlah iklan yang tampil di satu halaman dan pilih penempatan yang strategis.
Misalnya di sela-sela konten atau di sidebar, bukan menutupi tulisan utama.
Khusus untuk pop-up, hindari menampilkannya begitu pengunjung baru tiba di halaman.
Atur agar muncul setelah beberapa waktu, berdasarkan kedalaman scroll, atau saat pengunjung menunjukkan niat akan keluar (exit-intent).
Jangan lupa batasi frekuensi kemunculannya untuk setiap pengunjung dan sediakan tombol ‘close’ (X) yang terlihat jelas dan mudah diklik, terutama di perangkat mobile.
12. Tidak Memasang Alat Analitik
Bagaimana tahu performa websitemu jika tidak melacaknya?
Kamu tidak akan tahu berapa banyak pengunjung yang datang, dari mana asalnya, konten apa yang paling mereka sukai, atau bagaimana perilaku mereka saat berada di website.
Sebab itu, instal Google Analytics di websitemu agar tahu semua data penting tersebut.
Caranya, kamu perlu membuat akun Google Analytics, mendapatkan Measurement ID (misal: G-XXXXXXXXXX) atau kode Global Site Tag (gtag.js), lalu tambahkan ke website.
Ini bisa dilakukan dengan mengedit langsung kode tema, menggunakan plugin Site Kit by Google di WordPress, atau melalui Google Tag Manager.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Kesalahan dalam Membuat Website?
1. Manfaatkan Google Analytics
Perhatikan metrik seperti:
- Bounce Rate: Persentase pengunjung yang pergi setelah hanya melihat satu halaman. Angka tinggi bisa berarti konten tidak relevan atau loading lambat.
- Time on Page: Durasi rata-rata pengunjung di satu halaman. Waktu singkat menandakan konten kurang menarik.
- Exit Pages: Halaman terakhir yang dilihat pengunjung sebelum meninggalkan situs. Kalau banyak yang keluar dari halaman penting, mungkin ada masalah di sana.
2. Uji Kecepatan Secara Berkala
Gunakan tool online, seperti Google PageSpeed Insights atau GTmetrix.
Masukkan URL websitemu, dan tool ini akan memberi skor kecepatan serta saran teknis untuk perbaikan.
Misalnya, mengecilkan gambar atau memperbaiki kode.
3. Tes di Berbagai Perangkat
Buka websitemu menggunakan beberapa smartphone, tablet, dan ukuran layar desktop berbeda.
Periksa apakah tata letaknya berantakan, teks terlalu kecil, atau tombol sulit ditekan.
Google Mobile-Friendly Test juga bisa membantu.
4. Minta Feedback
Kadang-kadang, kamu tidak menyadari masalah karena sudah terlalu terbiasa dengan websitemu.
Minta teman, kolega, bahkan pelanggan tepercaya untuk menjelajahi websitemu dan memberikan masukan jujur mengenai pengalaman mereka.
5. Lakukan Audit SEO Dasar
Periksa elemen-elemen penting SEO:
- Apakah setiap halaman punya title tag dan meta description yang relevan?
- Apakah kamu menggunakan heading (H1, H2, H3) dengan benar untuk struktur konten?
- Apakah gambar memiliki alt text deskriptif?
- Apakah ada broken link?
- Gunakan perintah site:namadomainmu.com di Google untuk melihat halaman mana saja yang sudah terindeks.
Coba bertindak seolah-olah kamu adalah pengunjung websitemu:
Cari halaman kontak, temukan produk/layanan tertentu, dan membaca blog.
Apakah semua menu dan link berfungsi?
Apakah alurnya logis dan mudah?
7. Review Kualitas Konten
Baca kembali artikel, deskripsi produk, atau halaman informatif di websitemu.
Apakah informasinya masih akurat dan up-to-date?
Apakah ada kesalahan ejaan atau tata bahasa?
Apakah gaya bahasanya sesuai target audiensmu?
Review semua aspek dalam konten agar dapat memberikan pengalaman membaca yang baik, informatif, dan bebas dari kesalahan bagi pengunjung websitemu.
8. Tes Semua Fitur Interaktif
Kalau websitemu punya formulir kontak, kolom komentar, fitur pencarian, atau proses checkout, ujilah secara berkala untuk memastikan semuanya bekerja sebagaimana mestinya.
Kesimpulan
Setelah mengetahui kesalahan dalam membuat website, saatnya mengevaluasi kembali websitemu dan menerapkan perbaikan yang diperlukan.
Membuat website bukan proyek sekali jadi. Banyak elemen-elemen penting yang harus kamu perhatikan.
Dengan rajin memeriksa dan memperbaiki potensi masalah menggunakan cara yang tepat, kamu dapat membangun website yang mencapai tujuanmu.