Faqihah Husnul Faqihah Husnul Khatimah adalah SEO Writer dengan pengalaman 2+ tahun menciptakan konten informatif dan persuasif untuk berbagai industri, termasuk teknologi. Bersama GudangSSL, berkomitmen untuk membantu Anda menemukan sertifikat SSL terbaik dan terpercaya.

Salah Kaprah dalam Membangun Keamanan Website

3 min read

Banyak yang merasa sudah melakukan langkah tepat untuk mengamankan website mereka, padahal tanpa sadar melakukan praktik yang keliru. 

Salah kaprah dalam membangun keamanan website ini bisa berakibat fatal, lho!

Kira-kira apa saja kesalahan-kesalahan tersebut? Simak penjelasannya di artikel ini, yuk, GudPeople!

Salah Kaprah dalam Membangun Keamanan Website

1. Menganggap SSL/HTTPS Sudah Cukup

Salah Kaprah: Banyak yang berpikir bahwa dengan memasang sertifikat SSL (sehingga alamat web menjadi HTTPS), website mereka sudah sepenuhnya aman.

Kenyataannya: SSL/HTTPS hanya mengenkripsi data yang dikirim antara browser pengunjung dan server website. Ini melindungi dari penyadapan data saat transit (man-in-the-middle attack), tapi tidak melindungi server dari serangan langsung seperti SQL injection, cross-site scripting (XSS), malware, atau celah keamanan pada aplikasi/plugin/tema website itu sendiri. Keamanan website jauh lebih kompleks dari sekadar enkripsi transit data.

2. Bergantung Sepenuhnya pada Penyedia Hosting

Salah Kaprah: Ada anggapan bahwa penyedia hosting bertanggung jawab penuh atas seluruh aspek keamanan website yang di-hosting di server mereka.

Kenyataannya: Penyedia hosting umumnya bertanggung jawab atas keamanan infrastruktur server (jaringan, sistem operasi server, pencegahan DDoS tingkat dasar). Namun, keamanan aplikasi website Anda (kode, CMS, plugin, tema, konfigurasi) biasanya tetap menjadi tanggung jawab Anda sebagai pemilik website. Anda perlu memastikan aplikasi Anda aman dan diperbarui.

3. Merasa Situs Terlalu Kecil/Tidak Penting untuk Diretas

Salah Kaprah: Pemilik website kecil atau blog pribadi sering merasa situs mereka tidak menarik bagi peretas karena tidak menyimpan data sensitif atau tidak memiliki trafik tinggi.

Kenyataannya: Peretas sering menggunakan bot otomatis untuk memindai ribuan website secara acak mencari celah keamanan yang umum. Tujuannya bisa beragam: menyisipkan malware, menggunakan server Anda untuk mengirim spam, menjadikannya bagian dari botnet untuk serangan DDoS, atau sekadar untuk “latihan” atau merusak reputasi. Ukuran atau popularitas situs bukan jaminan bebas dari target.

4. Memasang Plugin/Firewall Keamanan Saja Sudah Cukup

Salah Kaprah: Menginstal sebuah plugin keamanan populer atau Web Application Firewall (WAF) dianggap sebagai solusi pamungkas.

Kenyataannya: Plugin dan WAF adalah alat bantu yang sangat penting, tetapi mereka bukan jaminan 100%. Efektivitasnya tergantung pada konfigurasi yang benar, pembaruan rutin, dan kemampuan mereka mendeteksi ancaman terbaru. Selain itu, mereka mungkin tidak melindungi dari semua jenis serangan atau celah keamanan zero-day (yang belum diketahui umum). Keamanan memerlukan pendekatan berlapis.

5. Menunda atau Mengabaikan Pembaruan (Update)

Salah Kaprah: Khawatir pembaruan (update) CMS, plugin, atau tema akan merusak tampilan atau fungsionalitas website, sehingga memilih untuk menundanya atau tidak melakukannya sama sekali.

Kenyataannya: Pembaruan seringkali berisi perbaikan keamanan penting untuk menutup celah yang baru ditemukan. Menunda pembaruan berarti membiarkan website Anda rentan terhadap eksploitasi celah keamanan yang sudah diketahui publik. Risiko diretas karena tidak update biasanya jauh lebih besar daripada risiko website rusak akibat update (yang bisa diminimalisir dengan backup dan pengujian).

6. Mengabaikan Pentingnya Backup sebagai Bagian Keamanan

Salah Kaprah: Backup hanya dianggap penting untuk pemulihan data jika terjadi kerusakan hardware atau kesalahan pengguna, bukan sebagai bagian dari strategi keamanan.

Kenyataannya: Backup yang rutin dan disimpan di lokasi terpisah sangat krusial jika website Anda diretas, terinfeksi malware, atau dirusak. Tanpa backup yang baik, pemulihan bisa menjadi sangat sulit, memakan waktu, atau bahkan mustahil. Backup adalah jaring pengaman terakhir Anda.

Cara Ampuh Meningkatkan Keamanan Website!

1. Selalu Perbarui Perangkat Lunak (Update Rutin)

Pembaruan seringkali berisi patch (tambalan) untuk celah keamanan yang baru ditemukan.

Apa saja yang diperbarui? CMS seperti WordPress, Joomla, Drupal, semua plugin, tema, serta perangkat lunak di level server (PHP, database, sistem operasi) jika Anda mengelolanya sendiri.

Aktifkan pembaruan otomatis jika memungkinkan (terutama untuk patch keamanan minor), tetapi selalu lakukan backup sebelum pembaruan besar.

2. Gunakan Kata Sandi Kuat & Manajemen Akses yang Baik

Gunakan kata sandi yang panjang, kompleks (kombinasi huruf besar-kecil, angka, simbol), dan unik untuk setiap akun (admin, database, FTP). 

Gunakan pengelola kata sandi (password manager).

Hindari nama pengguna default seperti “admin”.

Aktifkan 2FA untuk lapisan keamanan tambahan saat login.

Berikan hak akses kepada pengguna hanya sebatas yang mereka butuhkan untuk melakukan tugasnya. Jangan berikan akses admin kepada semua orang.

3. Terapkan HTTPS (SSL/TLS)

Mengenkripsi data antara browser pengunjung dan server Anda. Ini melindungi dari penyadapan (man-in-the-middle) dan meningkatkan kepercayaan pengunjung serta baik untuk SEO.

Instal sertifikat SSL/TLS di server Anda. Banyak penyedia hosting menawarkan SSL gratis (misalnya via Let’s Encrypt). Pastikan semua traffic diarahkan ke HTTPS.

4. Pasang dan Konfigurasi Plugin Keamanan/Web Application Firewall (WAF)

WAF dapat memfilter dan memblokir lalu lintas berbahaya sebelum mencapai website Anda.

Plugin keamanan (untuk CMS) dapat menambahkan fitur seperti pemindaian malware, penguatan keamanan, pemantauan integritas file, dan perlindungan login.

Contoh (untuk WordPress): Wordfence Security, Sucuri Security, iThemes Security.

PENTING! Jangan hanya menginstal, tapi konfigurasikan sesuai kebutuhan dan panduan terbaik. WAF bisa berupa plugin, layanan cloud (Cloudflare, Sucuri, Akamai), atau hardware.

5. Lakukan Backup Secara Teratur

Jika terjadi peretasan, infeksi malware, atau kegagalan sistem, backup adalah jaring pengaman Anda untuk memulihkan website.

Jadwalkan backup otomatis (harian atau lebih sering untuk situs dinamis). Simpan backup di lokasi terpisah (off-site), misalnya di cloud storage atau server lain. Uji proses pemulihan (restore) secara berkala untuk memastikan backup berfungsi.

6. Perkuat Keamanan Server (Server Hardening)

Jika Anda mengelola server sendiri (VPS/Dedicated):

  • Nonaktifkan layanan/port yang tidak perlu.
  • Konfigurasi firewall server (iptables, UFW).
  • Gunakan koneksi aman (SSH dengan key pair, bukan password).
  • Perbarui sistem operasi dan perangkat lunak server.

Sementara untuk semua jenis hosting, atur izin file (file permissions) dengan benar. 

File tidak boleh bisa ditulis oleh siapa saja (writable by world). Direktori umumnya 755, file 644.

7. Batasi Upaya Login

Ini perlu dilakukan untuk mencegah serangan brute-force, yakni penyerang mencoba banyak kombinasi username/password.

Konfigurasikan fitur yang mengunci akun atau memblokir IP setelah beberapa kali gagal login. Banyak plugin keamanan menyediakan fitur ini. Pertimbangkan juga penggunaan CAPTCHA.

8. Pilih Penyedia Hosting yang Aman dan Terpercaya

Keamanan infrastruktur hosting adalah fondasi.

Pilih penyedia hosting yang proaktif tentang keamanan, menawarkan isolasi akun yang baik (khususnya pada shared hosting), menyediakan backup, dan memiliki support yang responsif terhadap isu keamanan.

9. Lakukan Pemindaian/Audit Keamanan Berkala

Untuk secara proaktif menemukan celah keamanan sebelum dieksploitasi.

Gunakan alat pemindai kerentanan online atau layanan audit keamanan profesional untuk memeriksa potensi masalah.

Itulah salah kaprah dalam membangun keamanan website yang sebaiknya GudPeople hindari. Semoga bermanfaat, ya.

 

Faqihah Husnul Faqihah Husnul Khatimah adalah SEO Writer dengan pengalaman 2+ tahun menciptakan konten informatif dan persuasif untuk berbagai industri, termasuk teknologi. Bersama GudangSSL, berkomitmen untuk membantu Anda menemukan sertifikat SSL terbaik dan terpercaya.

10+ Plugin Keamanan WordPress Gratis Terbaik di 2025

Sedang mencari plugin keamanan WordPress terbaik untuk melindungi website Anda? Dari sekian banyaknya pilihan, Anda perlu cermat memahami perbedaan fitur dan keunggulan masing-masing plugin....
Faqihah Husnul
8 min read

Cara Melihat Detail Sertifikat SSL di Google Chrome

Khawatir dengan keamanan data saat sedang browsing atau bertransaksi online di Chrome?  Jika iya, GudPeople bisa melihat keaslian sebuah website dengan melihat detail sertifikat...
Faqihah Husnul
3 min read

Risiko Kesalahan Konfigurasi SSL dan 5 Cara Mengatasinya

Kesalahan konfigurasi SSL terjadi ketika sertifikat keamanan ini tidak diimplementasikan, diatur, atau dikelola dengan benar.  Masalah ini bisa muncul sebelum, selama, atau setelah proses...
Faqihah Husnul
3 min read