Website Anda sering mengalami gangguan atau error?
Hati-hati, bisa jadi website Anda sedang diserang hacker!
Serangan hacker mengakibatkan kerugian besar, mulai dari pencurian data, kerusakan sistem, hingga penurunan reputasi.
Anda tentu tidak ingin hal ini terjadi pada website Anda, kan?
Sebab itu, mengetahui cara melindungi website dari serangan hacker sangat penting.
Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!
Kenapa Harus Melindungi Website dari Serangan Hacker?
Melansir laporan AwanPintar.id, pada semester pertama tahun 2024, Indonesia mengalami serangan siber sebanyak 2.499.486.085.
Angka ini meningkat drastis dibandingkan periode yang sama di tahun 2023, lho!
Jadi, Indonesia mengalami rata-rata 13.733.440 serangan siber per hari, atau 158 serangan siber per detik. Cukup mengkhawatirkan, ya?
Laporan Kaspersky juga menunjukkan Indonesia menghadapi 6 juta ancaman siber di awal tahun 2024. Meskipun ancaman lokal mengalami penurunan, ancaman daring masih menjadi masalah serius.
Pada tahun 2023, Kaspersky menemukan 97.465 serangan phishing finansial, 16,4 juta insiden lokal, 11,7 juta serangan RDP, dan 97.226 deteksi ransomware.
Data ini menunjukkan bahwa website Anda berpotensi menjadi target empuk bagi para hacker.
Lalu, apa saja dampak serangan hacker pada website?
Serangan hacker bisa menyebabkan kerugian finansial yang besar, reputasi website turun, kehilangan data-data penting, dan mengganggu operasional bisnis.
Penelitian dari Ponemon Institute menunjukkan rata-rata biaya pemulihan dari serangan siber mencapai 3,86 juta dolar AS atau sekitar Rp61,4 miliar.
Tentu Anda tidak ingin mengeluarkan biaya sebesar itu, kan?
Sebab itu, melindungi website dari serangan hacker bukan lagi pilihan, melainkan kewajiban.
Apa Saja Jenis Serangan Hacker?
Agar bisa melindungi website dengan optimal, Anda perlu mengenali jenis-jenis serangan hacker.
Yuk, kita bahas beberapa di antaranya:
1. Malware
Malware adalah software berbahaya yang bisa menyusup ke website Anda.
Contohnya, ransomware yang mengenkripsi data website dan meminta tebusan untuk membukanya kembali.
Seperti yang dialami perusahaan asuransi kesehatan CNA Financial. Melansir Bloomberg, pada 2021, mereka mengalami serangan ransomware dan harus membayar tebusan sebesar 40 juta dolar AS.
Malware juga bisa mencuri data, merusak sistem, bahkan mengambil alih kendali website Anda.
2. Phishing
Hati-hati dengan email atau pesan palsu yang mengarahkan Anda ke website tiruan!
Serangan phishing bertujuan untuk mencuri informasi pribadi Anda seperti username, password, dan data kartu kredit.
Salah satu kasusnya, mengutip dari Federal Trade Commission, pada 2017, Equifax, sebuah lembaga pemeringkat kredit di Amerika Serikat, mengalami serangan phishing yang mengakibatkan kebocoran data 147 juta orang.
Mengkhawatirkan sekali, kan?
3. SQL Injection
Hacker bisa menyisipkan kode berbahaya ke database website Anda melalui celah keamanan.
Serangan ini bisa merusak database, mencuri data sensitif, bahkan mengambil alih kendali website.
4. Denial-of-Service (DoS)
Serangan DoS membanjiri server website dengan trafik palsu, sehingga website menjadi lambat atau bahkan tidak dapat diakses.
Serangan ini bertujuan untuk melumpuhkan website dan mengganggu operasional bisnis.
Contohnya, melansir The Verge, pada 2016, situs web Dyn, sebuah penyedia layanan DNS, mengalami serangan DDoS yang mengakibatkan gangguan akses internet di Amerika Serikat dan Eropa.
5. Cross-site Scripting (XSS)
Serangan XSS terjadi karena hacker menyisipkan kode jahat ke dalam website.
Ketika pengunjung mengakses website tersebut, kode jahat akan dijalankan di browser mereka.
Kode ini bisa mencuri cookie, session ID, atau informasi sensitif lainnya.
6. Man-in-the-Middle (MitM) Attack
Dalam serangan MitM, hacker menempatkan diri di antara komunikasi dua pihak, misalnya antara pengguna dan website.
Hacker bisa menyadap data, memodifikasi data, bahkan mencuri informasi login.
Salah satu contoh serangan MitM adalah ARP spoofing, hacker memanipulasi tabel ARP untuk mengarahkan trafik ke perangkat mereka.
7. Brute-force Attack
Serangan ini dilakukan dengan mencoba berbagai kombinasi username dan password secara otomatis hingga berhasil masuk ke website.
Hacker menggunakan software khusus untuk melakukan brute-force attack.
Untuk mencegah serangan ini, Anda harus menggunakan password yang kuat dan membatasi percobaan login.
Cara Melindungi Website dari Serangan Hacker!
1. Gunakan Password dengan Kombinasi Huruf Besar, Huruf Kecil, Angka, dan Simbol agar Susah Ditebak
Password adalah kunci utama untuk mengakses website Anda.
Gunakan password yang panjang, unik, dan kompleks.
Kombinasikan huruf besar, huruf kecil, angka, dan simbol untuk membuat password yang sulit ditebak oleh hacker.
Hindari menggunakan informasi pribadi seperti tanggal lahir atau nama hewan peliharaan sebagai password, ya!
Anda juga bisa menggunakan password manager untuk membantu mengelola password agar aman.
2. Update CMS dan Plugin Secara Berkala untuk Menambal Celah Keamanan
CMS (Content Management System) seperti WordPress, Joomla, atau Drupal merilis update secara berkala untuk memperbaiki bug dan menambal celah keamanan.
Pastikan Anda selalu mengupdate CMS ke versi terbaru.
Jangan lupa juga untuk mengupdate plugin yang Anda gunakan.
Plugin yang tidak terupdate bisa menjadi pintu masuk bagi hacker untuk menyerang website Anda.
3. Install Plugin Keamanan untuk Meningkatkan Proteksi Website
Sesuai namanya, plugin keamanan melindungi website Anda dari berbagai ancaman keamanan.
Plugin keamanan dapat membantu Anda memblokir serangan malware, mencegah akses ilegal, dan memantau aktivitas website.
Beberapa plugin keamanan yang populer di antaranya Wordfence, Sucuri, dan iThemes Security.
Pilihlah plugin keamanan sesuai kebutuhan website Anda, ya.
4. Aktifkan Two-Factor Authentication (2FA) untuk Lapisan Keamanan Ekstra
Dengan 2FA, selain password, Anda juga perlu memasukkan kode verifikasi yang dikirimkan ke perangkat Anda (misalnya, smartphone) untuk login.
Kode ini bersifat unik dan berlaku hanya dalam waktu singkat.
Jadi, meskipun hacker berhasil mencuri password Anda, mereka tetap tidak bisa login tanpa kode verifikasi tersebut.
Beberapa metode 2FA yang umum digunakan, di antaranya kode OTP (One-Time Password) melalui SMS, email, sidik jari, pemindai wajah, dan perangkat fisik seperti USB security key.
5. Gunakan Firewall untuk Memblokir Akses yang Mencurigakan
Firewall berfungsi sebagai tembok pelindung yang menyaring trafik masuk dan keluar website.
Firewall akan memblokir akses dari IP address mencurigakan dan mencegah serangan yang tidak diinginkan.
Anda bisa menggunakan firewall berbasis software atau hardware.
Beberapa hosting provider juga menyediakan firewall sebagai bagian dari layanan mereka.
6. Batasi Percobaan Login untuk Mencegah Serangan Brute-Force
Seperti pembahasan sebelumnya, serangan brute-force dilakukan dengan mencoba berbagai kombinasi username dan password secara otomatis hingga berhasil masuk ke website.
Anda bisa membatasi percobaan login untuk mencegah serangan ini.
Misalnya, Anda bisa memblokir akses selama beberapa menit jika ada yang mencoba login dengan password salah beberapa kali.
7. Backup Website Secara Rutin untuk Memulihkan Data yang Hilang
Backup website secara rutin sangat penting, lho!
Jika terjadi serangan yang merusak website atau mengakibatkan kehilangan data, Anda bisa dengan mudah mengembalikannya ke versi sebelumnya.
Simpan backup website di lokasi aman, misalnya di cloud storage atau hard drive eksternal.
8. Amankan File .htaccess dengan Mengatur Permission yang Tepat
File .htaccess berisi konfigurasi penting website Anda, seperti pengaturan redirect dan akses file.
Pastikan Anda mengamankan file ini dengan mengatur permission yang tepat.
Jika permission salah, hacker bisa mengakses dan memodifikasi file .htaccess untuk merusak website Anda.
9. Gunakan HTTPS untuk Mengenkripsi Koneksi Website
HTTPS mengenkripsi koneksi antara website dan browser pengunjung.
Gunanya melindungi data sensitif seperti informasi login dan data transaksi dari penyadapan.
Jadi, pastikan website Anda menggunakan HTTPS dengan memasang SSL certificate.
Anda bisa membeli SSL certificate di GudangSSL!
Kami menyediakan produk SSL dari brand ternama dan terpercaya, seperti AlphaSSL, Sectigo, RapidSSL, Globalsign, dan banyak lagi.
Harga SSL di GudangSSL juga 30% lebih murah dibandingkan harga dari CA, lho! Misalnya, Sectigo PositiveSSL dengan harga mulai dari Rp180.000 per tahun.
10. Pilih Hosting yang Aman dengan Fitur Keamanan Memadai
Hosting yang aman menyediakan fitur keamanan seperti proteksi DDoS, firewall, dan server monitoring.
Jadi, pilihlah hosting provider terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam hal keamanan.
Beli SSL di GudangSSL, dan Amankan Website Anda!
Anda pasti tidak ingin website yang sudah susah payah dibangun malah terkena serangan hacker dan pencurian data, kan?
Sebab itu, ikuti cara melindungi website dari serangan hacker yang sudah kami paparkan sebelumnya, ya, salah satunya memasang SSL Certificate.
SSL mengenkripsi koneksi antara website dan browser pengunjung, sehingga data sensitif seperti informasi login dan data transaksi terlindungi dari penyadapan.
Nah, untuk mendapatkan SSL Certificate terbaik, Anda bisa mengandalkan GudangSSL!
GudangSSL adalah penyedia SSL Certificate terpercaya di Indonesia yang menawarkan berbagai jenis SSL dengan harga 30% lebih murah dari Certificate Authority (CA)!
Beberapa produk GudangSSL di antaranya Sectigo, GeoTrust, Thawte, dan banyak lagi!
Bingung cara instalasinya? Tenang saja!
Tim support kami membantu Anda 24/7 melalui live chat, email, dan telepon.
GudangSSL juga menawarkan garansi uang kembali 15 hari setelah SSL Certificate diaktifkan, sehingga Anda bisa membeli SSL dengan tenang dan tanpa risiko.
Tunggu apa lagi?
Lindungi website Anda sekarang juga dengan SSL Certificate dari GudangSSL!