Scam atau scamming adalah istilah yang belakangan ini sering muncul karena maraknya kasus kejahatan siber dengan modus bernama scamming.
Jika menakar kerugian dari scamming tentu sangatlah besar. Sebenarnya, semua kasus kejahatan siber tidak ada yang tidak berbahaya.
Yang membedakan kejahatan satu dengan yang lain adalah modus yang digunakan. Nah, modus scamming ini terbukti sangat ampuh dalam mengincar targetnya.
Agar tidak menjadi korban scamming, GudPeople bisa mempelajari caranya pada artikel ini. Namun, mari kita mulai pembahasan kali ini dengan definisi scamming terlebih dahulu.
Apa Itu Scamming?
Scamming adalah modus penipuan yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan material berupa uang maupun sesuatu yang berharga milik orang lain.
Tak hanya di dunia online, aktivitas scamming juga terjadi di dunia nyata dan terus akan menyasar orang-orang yang ‘lugu’.
Seperti yang diketahui, banyak sekali platform media sosial yang digunakan setiap harinya dan membuat kejahatan scamming semakin marak terjadi.
Selain itu, beberapa pengguna media sosial juga masih kurang hati-hati dalam membagikan momennya di media sosial.
Sehingga ha-hal yang tidak semestinya dibagikan melalui media sosial (informasi sensitif) pun akhirnya dapat diketahui banyak orang tanpa memikirkan dampak yang di antaranya adalah scamming.
Jika ditelusuri secara mendalam, sebenarnya salah satu penyebab scamming adalah karena kecerobohan pengguna.
Contohnya, ada pengguna yang memposting foto dan tidak memperhatikan bahwa nomornya terpampang jelas.
Selain itu, perilaku oversharing dengan menyebarkan informasi pribadi, seperti nama lengkap, alamat, KTP tanpa sensor, dan sebagainya.
Nah, dari data-data inilah kasus scamming bermula dan menyerang targetnya.
Berikut adalah sebuah contoh nyata kasus scamming yang dialami oleh netizen akibat tindakannya yang ternyata sangat berbahaya.
Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini: pic.twitter.com/DdvW62ia0e
— Dita. (@__dtm__) November 23, 2021
Kenali Ciri-Ciri Scammer
Untuk meminimalisir kejadian scamming seperti di atas, GudPeople perlu mengetahui ciri-ciri scamming, yaitu:
1. Berpura-Pura Menjadi Orang Terdekat/Pihak yang Legal
Biasanya, para scammer akan menghubungi pengguna dengan berpura-pura sebagai pemerintah, perusahaan, atau bahkan menjadi orang yang Anda kenal.
Agar lebih dipercaya, mereka akan menggunakan identitas seperti asli agar memang terlihat tepercaya.
Scammer menggunakan trik untuk mengubah nomor telepon yang muncul pada ID pemanggil di perangkat Anda, sehingga nama yang Anda lihat mungkin tidaklah asli.
2. Scammer Akan Mengatakan Ada Masalah/Memberikan Hadiah
Selanjutnya, ciri-ciri scamming adalah scammer akan menghubungi Anda dan mengatakan bahwa GudPeople sedang terlibat sebuah masalah kecil atau besar.
Tidak hanya itu, scammer juga menggunakan modus dengan memberikan iming-iming hadiah kepada pengguna
3. Scammer Akan Menyuruh Anda Bertindak Cepat
Mereka akan menyuruh korban untuk bertindak cepat sebelum berpikir. Jika Anda tidak menuruti kemauan scammer, mereka akan mengancam untuk menangkap, melaporkan, mengambil surat perusahaan, atau mendeportasi Anda.
Jadi, apabila mendapati perintah yang terkesan buru-buru apalagi dari orang yang mencurigakan, jangan mau ya, GudPeople!
4. Scammer Menyuruh Anda untuk Membayar dengan Cara Tertentu
Scammer akan menyuruh Anda melakukan pembayaran melalui transfer atau menyimpannya dalam sebuah gift card dan memberikan nomornya kepada korban di akhir.
Ada juga modus lain yaitu memberikan cek kepada korban (yang nantinya akan menjadi cek palsu), kemudian menyuruh target untuk menebusnya. Ketika target berhasil mengirim uang ke cek tersebut, sesungguhnya uang itu akan masuk ke rekening scammer.
Nah, kasus scamming ini biasanya juga bisa terjadi dengan beberapa jenis modus yang mungkin Anda pernah mendengarnya.
Jenis-Jenis Scamming
Scamming adalah kejahatan yang sebenarnya memiliki banyak sekali jenis-jenisnya. Semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mencuri uang atau data-data berharga milik target.
Berikut adalah jenis-jenis scamming yang perlu Anda ketahui.
1. Phising
Phising adalah jenis scamming yang memanfaatkan kelengahan pengguna. Cara kerja phising adalah dengan mengirimkan email berisi pemberitahuan yang seolah-olah berasal dari perusahaan atau bank.
Isi email tersebut kurang lebih akan mengatakan bahwa Anda harus memverifikasi ulang akun Anda menggunakan username dan password.
Dengan data yang mereka dapatkan, pelaku dapat memanfaatkannya untuk kepentingan yang jahat, misalnya untuk melakukan transaksi dan menembus akses ke kartu kredit.
2. Auction Fraud
Auction fraud adalah jenis scamming dengan modus lelang barang di sebuah website palsu. Seseorang akan berpura-pura menjual sesuatu di website lelang, misalnya eBay yang mana itu adalah penipuan semata.
Agar lebih tepercaya, scammer akan menyiapkan website tersebut mulai dari alamat hingga tampilan yang dibuat semirip mungkin dengan yang asli.
Beberapa kasus auction fraud ini juga sering terjadi menjelang konser-konser yang diadakan dengan mengundang penyanyi kondang.
Di Twitter misalnya, Anda akan banyak menemui kasus penipuan dengan modus menjual tiket konser.
Setelah target mengirimkan uang, tiket tidak segera dikirimkan dan justru penjual palsu akan memblokir profil korbannya.
3. Donation Scam
Perbuatan jahat scammer yang selanjutnya adalah memanfaatkan belas kasihan orang lain dengan mengaku sebagai penyintas suatu penyakit atau sedang membutuhkan suntikan dana.
Meskipun hal ini bisa saja nyata, tetapi scammer akan menggunakan akun palsu pada website scamming untuk membuat akun dan ‘merampok’ uang milik orang-orang.
4. Threat Scam
Scammer akan menghubungi Anda via email dan mengaku sebagai orang yang bekerja pada perusahaan tertentu.
Kemudian, scammer mengatakan bahwa Anda sedang mengalami masalah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Anda diminta membayar sejumlah uang.
Selain pembayaran uang, mereka juga akan meminta bitcoin sebagai pembayaran alternatif.
Bagaimana Cara Menghindari Scamming?
Cara menghindari scamming sebenarnya tidaklah sulit. Kuncinya adalah Anda tidak boleh mudah percaya pada orang lain terlebih ketika sedang berkomunikasi di internet.
Pasalnya, semua orang dapat berpura-pura menjadi orang lain. Untuk itu, GudPeople perlu mempelajari bagaimana cara menghindari scamming.
1. Jangan Membagikan Informasi Sensitif
Jangan sekali-kali Anda membagikan hal-hal yang berbau informasi sensitif. Adapun informasi yang dimaksud seperti rincian kartu kredit, tabungan, alamat rumah, KTP, atau ATM.
Ketika detail informasi tersebar melalui internet, maka bersiaplah untuk menjadi bulan-bulanan orang yang tidak bertanggung jawab.
2. Pastikan Website yang Diakses Sudah Aman
Scamming dapat terjadi setelah Anda mengunjungi suatu website. Bagaimana bisa?
Misalnya Anda baru saja melakukan login menggunakan email dan kata sandi dan password pada sebuah website, kemudian ternyata website tersebut belum memiliki sertifikat SSL, data yang dimasukkan belum terenkripsi.
Akibatnya, penjahat siber dapat membaca informasi yang Anda kirimkan, dalam hal ini adalah username dan password akun.
Dari kejadian tersebut, scammer akan memantau dan mencuri data yang Anda kirimkan ke website tersebut karena data tidak terenkripsi.
Namun, hal itu tidak akan terjadi apabila website sudah memiki SSL, karena SSL akan mengenkripsi semua data yang dikirimkan.
Jadi, hindari untuk memasukkan data pada website yang belum memiliki SSL ya, GudPeople!
3. Tidak Membagikan Kode OTP
Pernahkah Anda mendapat panggilan yang mengaku sebagai staff (misalnya GOJEK, GRAB, dll) dan meminta kode OTP yang baru saja dikirimkan ke perangkat Anda?
Perlu Anda ketahui bahwa perusahaan tersebut tidak pernah meminta kode OTP. Bahkan perusahaan itu sudah melarang Anda untuk membagikan kode tersebut kepada orang lain.
Hal ini adalah kegiatan scamming yang paling umum terjadi. Yang paling mengerikan adalah banyak juga yang dengan mudahnya memberikan kode OTP ini.
Mulai sekarang, jangan sampai membagikan kode OTP Anda kepada orang lain, ya.
4. Atur Password yang Kuat
Aturlah kata sandi yang kuat dengan kombinasi rumit agar sulit diakses oleh orang lain (cracker).
Hal itu dapat menjauhkan Anda dari pencurian identitas yang mana dapat digunakan oleh scammer untuk keuntungan mereka misalnya manipulasi transaksi, kredit, dan lainnya.
Jika scammer berhasil menebaknya, mereka akan menggunakan identitas Anda agar dan sistem akan mengira bahwa itu memang Anda yang melakukannya.
5. Jangan Mudah Menuruti Perintah
Jangan pernah menuruti apa yang diminta dan dipaksa oleh orang yang bahkan Anda tidak dikenal saat melalui telepon.
Mereka cenderung tidak memberi waktu Anda untuk berpikir sebelum bertindak, sehingga yang Anda lakukan bukanlah kemauan Anda sendiri.
Jika memang mengaku dari perusahaan tertentu, perlu digarisbawahi bahwa perusahaan yang asli akan memberikan waktu kepada Anda sebelum memberikan tindakan tertentu, bukan malah terkesan buru-buru.
Waspadai Bahaya Scamming Mulai dari Sekarang!
Meskipun scamming adalah perbuatan yang sangat merugikan banyak orang, tetapi scamming juga dapat terjadi karena kecerobohan pengguna.
Untungnya, scammer bisa diidentifikasi dengan ciri-ciri khusus sehingga masih dapat diminimalisir.
Nah, setelah mengetahui ciri-ciri hingga cara menghindari scamming, Anda wajib untuk menerapkan hal tersebut agar benar-benar terhindar dari scamming ini.
Yuk, waspadai kejahatan scamming mulai dari sekarang juga!