Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.

Memahami Apa Itu Oversharing dan Cara Mencegahnya!

3 min read

OVERSHARING ADALAH

Oversharing adalah istilah yang relatif baru terutama pada era digital seperti sekarang ini, yaitu berkaitan dengan aktivitas pengguna yang terlalu berlebihan ketika membagikan sesuatu.

Tanpa sadar, apa yang telah dibagikan ternyata memancing para penjahat siber untuk menyerangnya.

Bentuk serangan yang dilakukan pun cukup beragam, seperti social engineering, scamming, phising, dan masih banyak lagi.

Lalu, sebenarnya apa yang dimaksud dengan oversharing itu, dan bagaimana cara mencegah perilaku oversharing? Ini dia pembahasan lengkapnya untuk Anda!

Apa Itu Oversharing?

Oversharing adalah istilah yang merujuk pada aktivitas pengguna ketika terlalu banyak membagikan informasi termasuk yang bersifat pribadi di media sosial atau platform internet lainnya.

Seperti yang diketahui bersama, media sosial adalah ‘tempat’ yang bisa dijadikan untuk bersosialisasi dengan orang lain (termasuk orang asing).

Namun, keterbukaan media sosial yang juga diikuti oleh penggunanya dengan membagikan informasi pribadi tentu sangat berbahaya.

Parahnya, perilaku oversharing ini sering dilakukan pengguna yang tanpa sadar bahwa tindakan tersebut sangatlah berisiko besar.

Hal ini pun yang membuat para penjahat siber memanfaatkannya untuk menyerang si korban.

Pasalnya, media sosial memungkinkan siapa saja dapat saling terhubung, bahkan dengan orang yang belum dikenal sebelumnya.

Mengapa Oversharing Bisa Terjadi?

Sekilas, oversharing adalah tindakan membagikan informasi sensitif secara luas tanpa sadar akan bahaya yang ditimbulkan.

Namun, sebetulnya apa yang mendasari pengguna melakukan oversharing, ya? Overhsaring ke orang lain bisa dilatarbelakangi oleh beberapa hal seperti FOMO.

FOMO atau fear of missing out adalah sebuah perasaan di mana seseorang merasa takut ketinggalan, dalam konteks media sosial adalah ketinggalan tren yang sedang terjadi.

Orang yang FOMO cenderung tidak mau kalah dan terus berusaha menandingi agar orang lain mengaguminya.

Untuk itu, orang-orang yang haus akan validasi akan terus berusaha membagikan apa saja agar diakui.

Sebagai contoh, ada seorang pengguna yang membagikan foto berbelanja di tempat mewah, Anda mungkin tergoda untuk membagikan foto Anda juga.

Selain FOMO, perilaku oversharing juga bisa terjadi karena seseorang kesepian atau kecemasan.

Selanjutnya, agar dapat mengetahui apa saja informasi yang sebaiknya tidak dibagikan, Anda bisa menyimak pembahasan di bawah ini.

Jenis Informasi yang Sebaiknya Tidak Dibagikan

Ada beberapa jenis informasi yang masuk pada kategori oversharing. Pahami semua jenisnya karena masih kerap ditemui pengguna yang nekat membagikannya.

1. Informasi Keuangan Pribadi

Jangan sekali-kali oversharing ke orang lain dengan menyebarkan informasi keuangan pribadi Anda. Adapun jenis informasi keuangan pribadi adalah akun perbankan, nomor kartu kredit, dan sejenisnya.

2. Identitas Pribadi

Informasi pribadi seperti nomor KTP (NIK), alamat rumah, nomor telepon, hingga alamat email juga tidak seharusnya Anda bagikan secara luas melalui media sosial.

3. Rencana Perjalanan atau Liburan

Liburan memang menjadi momen yang sangat menyenangkan. Namun, oversharing bisa mengubah total menjadi mengerikan apabila Anda membagikan informasi mengenai liburan atau perjalanan.

Misalnya, jangan membagikan rincian mengenai waktu dan lokasi di mana Anda akan menetap.

4. Konflik Pribadi

Meski Anda bebas membagikan apa saja melalui media sosia, tetapi jika permasalahan atau konflik pribadi juga Anda bagikan, hal tersebut justru akan memperburuk situasi.

Pasalnya, tidak semua orang yang menyukai apa yang Anda bagikan. Dampak yang paling buruk, Anda mungkin akan menjadi korban bullying.

5. Informasi Kerja yang Rahasia

Informasi kerja yang sensitif juga tidak disarankan untuk dibagikan secara umum melalui media sosial.

Pasalnya, tindakan ini akan melanggar peraturan perusahaan karena tidak dapat menjaga kerahasiaan perusahaan.

Nah, jika kelima informasi di atas Anda bagikan secara umum, maka akan ada beberapa potensi bahaya yang mengancam. Berikut adalah bahaya oversharing yang jarang diketahui.

Dampak Oversharing Melalui Media Sosial

Oversharing adalah tindakan yang dapat menyebabkan mental atau psikis menjadi tergganggu.

Pada dasarnya, oversharing adalah upaya untuk mencari pengakuan dari orang lain. Jika tidak mendapatkannya, maka hal tersebut akan menyebabkan khawatir, stres, cemas, hingga bahkan depresi karena merasa tidak dapat memenuhi ekspektasi orang lain.

Selain dari sisi mental, tentu oversharing akan menyebabkan terjadinya berbagai tindak kejahatan siber, seperti social engineering, scamming, phising, dan bentuk penyalahgunaan lainnya oleh peretas (hacker).

Meski dapat menyebabkan dampak yang besar, tetapi sebenarnya oversharing bisa dicegah, lho. Simak bagaimana kiat-kiat menghindari perilaku oversharing di bawah ini.

Cara Mencegah Perilaku Oversharing

Lakukan hal-hal berikut ini agar bisa meminimalisir atau bahkan menghilangkan perilaku oversharing.

1. Saring Sebelum Sharing

Selalu saring informasi apa saja yang ingin Anda bagikan. Jangan sampai GudPeople membagikan hal-hal yang termasuk dalam kelima jenis informasi yang sebaiknya tidak dibagikan (pembahasan sebelumnya).

Jangan sampai apa yang Anda bagikan tersebut malah membuat rugi Anda sendiri.

2. Tanamkan Bahwa Social Media Isn’t Real Life!

Cara menghindari oversharing yang berikutnya adalah menanamkan mindset bahwa social media is not real life. 

Maksudnya adalah segala sesuatu yang Anda lihat di media sosial media belum tentu sama dengan apa yang dialami dalam kehidupan nyata.

Semua orang bisa terlihat baik-baik saja di media sosial, tetapi di kehidupan yang nyata dipenuhi rasa yang kurang nyaman.

Jadi, GudPeople tidak seharusnya merasa iri atau merasa ingin menandingi orang lain dengan membagikan informasi sensitif melalui media sosial.

3. Jika Perlu, Lakukan Detoks Media Sosial

Detoks media sosial adalah tindakan menjauhkan diri dari media sosial selama beberapa waktu untuk menjaga kesehatan mental.

Pasalnya, kecanduan media sosial juga tidak baik untuk mental Anda. Misalnya, Anda akan sering membanding-bandingkan diri Anda dengan pencapaian orang lain hanya karena melihat konten yang dibagikan orang lain.

Nah, selama detoks media sosial, Anda bisa melakukan hal-hal bermanfaat lainnya secara luring, misalnya membaca buku, naik gunung, dan sebagainya.

Ayo, Hindari Oversharing Mulai dari Sekarang!

Oversharing adalah aktivitas yang kerap dilakukan para pengguna media sosial tanpa menyadari bahwa sebenarnya dampaknya sangat berbahaya.

Maka dari itu, setelah membaca artikel ini, mari lebih bijak lagi dalam menanggapi apa yang dibagikan oleh orang lain, dan tentunya apa yang Anda bagikan.

Semoga artikel ini bisa menjadi panduan bagi GudPeople yang mungkin masih melakukan oversharing di media sosial. Dapatkan informasi menarik lainnya hanya di Blog Gudang SSL!

Jordy Prayoga He enjoys creating clear and helpful content. In his free time, he loves to hike.