Sebagai pengguna internet, kita semua tahu bahwa kejahatan online sudah sering terjadi dan dampaknya sangat besar.
Layaknya di dunia nyata, bentuk kejahatan online pun sebenarnya tidaklah berbeda jauh.
Sebagai contoh, ada kasus pelanggaran hak cipta di dunia nyata. Sementara itu, di dunia online GudPeople juga dapat menemuinya tetapi dengan modus yang berbeda.
Kejahatan ini dikenal dengan Cybersquatting. Jika sebelumnya Anda mendengar kejahatan seperti phising, social engineering, kini ada modus lain dari penyalahgunaan hak cipta.
Bagi yang memiliki binsis atau pengaruh yang besar, tentu cybersquatting akan membahayakan Anda.
Maka dari itu, penting untuk mengetahui bagaimana cara menghindari cybersquatting ini.
Apa Itu Cybersquatting?
Cybersquatting adalah tindakan mendaftarkan atau membeli nama domain yang sama dengan suatu brand, perusahaan, atau entitas tertentu dengan maksud jahat.
Jahat dalam arti pelaku memanfaatkan momen ini untuk melakukan kejahatan yang dan mengaku sebagai pihak yang resmi.
Selain itu, pelaku juga menjual kembali nama domain dengan harga yang jauh lebih tinggi untuk mendapatkan keuntungan.
Jadi, sebetulnya cybersquatting adalah kejahatan yang umumnya mengincar nama domain.
Praktik cybersquatting ini dapat mengincar siapa saja, bahkan ketika targetnya belum memiliki kehadiran online sekalipun.
Awalnya, cybersquatting muncul pertama kali muncul ketika sebagian besar bisnis belum mengetahui peluang komersial di internet.
Cybersquatter yang mengetahui peluang ini pun langsung mendaftarkan nama domain yang sama dengan bisnis yang sudah ada dengan harapan dijual kepada pihak yang bersangkutan.
Ketika bisnis telah menyadari bahwa sekarang adalah era digital yang mana aktivitas branding sangat diperlukan, maka bisnis pun berusaha menciptakan kehadiran online melalui website.
Nah, ketika mendapati domain telah didaftarkan, pebisnis harus menebusnya dari cybersquatter dengan harga yang tinggi.
Mau tidak mau, pemilik bisnis pun harus membeli domain tersebut agar nantinya tidak terjadi penyalahgunaan yang berujung pada hancurnya reputasi bisnis.
Menurut beberapa sumber, brand besar seperti Avon, Panasonic, hingga Hertz pernah menjadi korban cybersquatting, lho!
Mengapa Cybersquatting Bisa Terjadi?
Tindakan cybersquatting bisa terjadi ketika sebuah brand, bisnis, perusahaan, atau entitas tertentu sudah memiliki nama besar dan tentunya dikenal secara luas.
Ketika target cybersquatting belum menyadari bahwa kehadiran online sangatlah penting, maka mereka tidak segera mendaftarkan nama domain yang sesuai dengan brand, bisnis, atau perusahaan mereka.
Sebab, pendaftaran nama domain itu sifatnya bebas. Artinya, siapa saja bisa mendaftarkannya. Siapa cepat dia yang dapat.
Namun, ada beberapa domain yang sebenarnya mengharuskan penggunanya menyantumkan syarat khusus, berupa dokumen yang berhubungan dengan perusahaan.
Jadi, tidak sembarang orang dapat mendaftarkan domain tanpa bukti yang resmi.
Melihat betapa masifnya era digital seperti sekarang ini, Anda juga harus waspada dengan fenomena cybersquatting karena dampaknya sangat berbahaya.
Simak ulasan di bawah ini untuk mengetahui dampak cybersquatting.
Dampak Cybersquatting
Sekilas, tindakan cybersquatting memang ‘hanya’ melakukan pendaftaran nama domain saja.
Akan tetapi, kerugian yang akan diterima target cybersquatting sangat besar. Adapun dampak cybersquatting adalah sebagai berikut:
1. Hancurnya Reputasi
Reputasi adalah citra atau bagaimana orang (audiens) memandang Anda, dalam hal ini sebagai brand atau perusahaan.
Nah, cybersquatting dapat memengaruhi reputasi karena pelaku dapat menyalahgunakan nama domain yang didaftarkan untuk kejahatan seperti phising, menyebarkan malware, dan kejahatan lain yang mengatasnamakan pihak target.
Sebagai contoh, kasus cybersquatting yang menyeret nama BCA beberapa tahun lalu juga berdampak pada rusaknya reputasi BCA di mata para nasabahnya.
Pasalnya, pelaku cybersquatting mendaftarkan nama domain dan membuat tampilan website mirip dengan yang aslinya.
Melansir hukumonline.com, situs hasil cybersquatting ini telah berhasil mendapatkan ID dan PIN milik lebih dari 100 nasabah.
Dari kasus ini, pihak BCA pun mengalami kerugian yang besar karena menyangkut kepercayaan masyarakat umum.
Nah, jika kebetulan GudPeople memiliki bisnis, brand, atau perusahaan, segera amankan nama domain Anda agar tidak menjadi korban cybersquatting, ya!
2. Kerugian Secara Materiel
Dampak berikutnya dari tindakan cybersquatting adalah kerugian secara materiel.
Karena mungkin solusi yang tersisa adalah dengan menebus nama domain, maka GudPeople harus membayarnya dengan biaya yang tinggi.
Hal ini bukan fenomena yang mengherankan ketika seseorang menjual nama domain dengan harga yang fantastis.
Sebab, domain yang dijual dengan harga mahal biasanya memiliki beberapa alasan: karena termasuk domain premium, unik, atau karena sama persis dengan suatu brand.
Nah, sebagai korban, mau tidak mau Anda harus membayar dengan biaya yang berkali-kali lipat hanya untuk mendapatkan domain saja.
Dengan demikian, dana yang seharusnya dialokasikan untuk aspek lain justru akan habis untuk mengurus masalah domain. Merugikan, bukan?
Lantas, bagaimana cara menghindari agar tidak terkena kejahatan cybersquatting?
Cara Menghindari Cybersquatting
Sebagai orang yang memiliki brand atau perusahaan, GudPeople wajib memperhatikan betapa pentingnya memiliki kehadiran online.
Selain untuk branding, memiliki kehadiran online juga menunjukkan bahwa brand/perusahaan Anda terlihat lebih profesional.
Pasalnya, Anda bisa terancam terkena serangan cybersquatting terlebih jika brand/perusahaan Anda telah memiliki nama besar.
Jangan sampai Anda menjadi korban seperti Panasonic, BCA, dan perusahaan lainnya. Untuk itu, lakukan beberapa hal berikut ini untuk menghindari cybersquatting:
1. Daftarkan Merek Dagang
Merek dagang adalah hak kekayaan intelektual yang terdiri dari tanda, desain, atau lambang yang digunakan sebagai tanda pengenal sebuah produk.
Ketika Anda mendaftarkan merek dagang, brand/perusahaan Anda bisa mendapatkan perlindungan hukum ketika mendapatkan serangan seperti cybersquatting.
2. Bila Diperlukan, Daftarkan Beberapa Ekstensi Sekaligus
Mendaftarkan nama domain yang sama dengan ekstensi yang berbeda dapat menghindarkan Anda dari tindakan cybersquatting.
Misalnya, GudPeople memiliki domain utama berekstensi .com. Nah, daftarkan pula nama domain yang sama tetapi menggunakan ekstensi yang lain, seperti .id, .co.id, .net, dan sebagainya.
3. Melaporkan Kepada Registrar dan ICANN
Cara ketiga yang bisa GudPeople lakukan untuk menghindari cybersquatting adalah dengan melaporkannya kepada Registrar selaku tempat pendaftaran nama domain.
Untuk mengetahui nama Registrar domain yang terdaftar, silakan memeriksanya melalui situs WHOIS.
Selain itu, GudPeople juga dapat melaporkan kasus cybersquatting kepada Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN).
Kalau belum tahu, ICANN-lah yang bertanggung jawab mengatur semua domain yang terdaftar di internet demi menciptakan internet yang aman.
Hati-Hati, Jangan Sampai Jadi Target Cybersquatting Berikutnya!
Cybersquatting adalah tindakan yang sangat merugikan karena dampaknya sangat besar bagi bisnis maupun perusahaan Anda.
Yuk, sekarang lebih aware dengan segala potensi kejahatan siber. Jangan sampai GudPeople menjadi korban cybersquatting berikutnya, ya!
Sampai jumpa di artikel berikutnya. Dapatkan informasi mengenai keamanan dan jaringan hanya di blog Gudang SSL!