Sedang mencari cara blokir website AGC karena konten Anda menjadi korbannya? GudPeople berada pada artikel yang tepat.
Siapa yang tak kesal apabila membuat konten di website dengan usaha yang tidak mudah, kemudian konten tersebut secara bebas dicuri oleh orang lain.
Sayangnya, tindakan ini kerap tidak terdeteksi oleh sang pemilik konten aslinya. Ditambah lagi, cara mereka mencuri konten sudah sangat canggih yaitu menggunakan tool yang dapat mencuri konten secara otomatis.
Website seperti ini biasanya disebut dengan AGC (auto-generated content). Lalu, bagaimana cara blokir website AGC agar tidak lagi mencuri konten-konten Anda? Pelajari selengkapnya berikut ini, yuk, GudPeople!
Apa Itu Website AGC?
Website AGC adalah website yang dapat memproduksi konten secara otomatis, sesuai dengan namanya yaitu auto-generated content.
Akan tetapi, yang menjadi masalah di sini adalah semua konten di dalamnya adalah hasil curian dari website lain.
Perlu menggunakan semacam tool atau script agar website dapat melakukannya secara otomatis.
Yang paling merugikan selain dicuri adalah ketika posisi website yang memiliki konten asli justru akan turun, sedangkan website AGC mendapat posisi yang lebih baik di SERP.
Hal itu bisa disebabkan oleh faktor ranking Google website AGC mungkin melebihi website yang menjadi korban pencurian.
Perlu Anda ketahui, faktor yang memengaruhi sebuah ranking pada SERP sangatlah banyak, yaitu dua ratus faktor lebih.
Mungkin dari faktor itulah Google menganggap website AGC lebih ‘pantas’ muncul di peringkat atas walaupun kontennya adalah hasil curian.
Memang hal tersebut sangat tidak adil dan melanggar etika dan bahkan pidana. Untungnya, Anda pun juga bisa melaporkan website AGC, lho.
Nah, menurut Google Search Central, ada beberapa jenis konten-konten yang biasanya dibuat secara otomatis oleh website AGC:
- Tulisan yang tidak beraturan dan tak masuk akan tetapi menggunakan keyword yang mengandung pencarian yang tinggi.
- Tulisan yang diterjemahkan menggunakan tool (kamus) tanpa adanya modifikasi dan proofreading.
- Tulisan yang dibuat secara otomatis, seperti Markov Chains.
- Tulisan yang dibuat otomatis dengan menggantinya menjadi sinonim atau menggunakan kata-kata yang membingungkan pembaca.
- Tulisan yang dibuat secara otomatis dengan penelusuran feed Atom/RSS atau hasil pencarian.
- Mengombinasikan konten dari berbagai website yang berbeda tanpa menambahkan kredit kepada pencipta konten aslinya.
Dampak Website AGC
Anda harus ingat bahwa Google sangat menghargai konten-konten yang asli dan unik, sebagiamana tujuannya adalah memberikan user experience yang baik.
Sebaliknya, konten-konten AGC akan membuat user experience buruk karena hasil konten AGC jelas tidak orisinal.
Sejak adanya jenis konten AGC seperti ini, robot Google akan kesulitan untuk membacanya. Selain itu, biasanya konten AGC memiliki kualitas yang buruk dan optimasi yang kurang.
Ketika website menggunakan metode AGC dan bermaksud untuk mengisi konten di dalamnya demi mengejar ranking tinggi di SERP, justru itu akan berpotensi terkena penalti dari Google.
Jika konten-konten Anda tidak membuat audiens tertarik, audiens tidak akan bertahan lama di website Anda dan akan mencari website lain dengan konten yang lebih valuable.
Dengan begitu, hal ini akan meningkatkan bounce rate website Anda, yang mana mengindikasikan performa website sangat buruk di mata search engine.
Kemungkinan lain ketika Anda menggunakan tool, script, atau aplikasi untuk membuat konten otomatis seperti ini akan menyebabkan masalah pada algoritma Google Panda, yang tugasnya adalah untuk menyapu bersih konten tidak berkualitas.
Ketika hal ini sudah terjadi, website Anda akan terkena penalti tingkat domain, dan akan memengaruhi ranking pada SERP/mesin pencarian.
Mengapa Website AGC Tetap Eksis?
Umumnya, blogger atau pengelola website di Indonesia banyak yang menggunakan Google Adsense sebagai platform periklanan mereka.
Namun, dengan adanya penggunaan website AGC ini, Google secara jelas melarang perbuatan tersebut.
Pelaku website AGC menggunakan platform periklanan alternatit lain selain Google Adsense, yaitu Adsterra, mgid, PropellerAds, dan masih banyak lagi.
Nah, bila Anda mengalami kasus pencurian konten oleh website UGC ini, segera blokir dengan cara berikut ini.
Cara Blokir Website AGC
Setelah Anda paham tentang pola website AGC, mari pelajari bagaimana cara blokir website AGC sebagai senjata seandainya konten Anda menjadi korbannya.
1. Menggunakan Wordfence
Anda bisa menggunakan salah satu plugin security bernama Wordfence. Silakan pasang plugin ini pada website Anda.
Cara setting-nya pun tidaklah rumit, untuk itu pastikan Anda sudah mencari tahu alamat IP website AGC tersebut.
Dengan mencantumkan IP website AGC, WordFence akan memblokirnya dari website Anda.
2. Lapor Google
Mungkin ini adalah cara termudah yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi konten Anda menjadi korban website AGC.
Anda bisa membuka website Google Search Central untuk melaporkan indikasi pencurian konten, malware, konten spam, hingga jual beli link yang menyalahi aturan.
Link website AGC juga bisa Anda sertakan beserta keluhan Anda, kemudian Google akan membutuhkan waktu beberapa saat untuk meninjau dan akhirnya menindak perbuatan pelaku website AGC.
Jika memang terbukti, website AGC akan terkena penalti, dan berpotensi tidak akan bisa terindeks oleh SERP.
3. Menggunakan CloudFlare Firewall
Salah satu penyedia layanan Content Delivery Network (CDN) ini juga memiliki fitur keamanan website, yaitu firewall.
Sebelum menggunakan CloudFlare, silakan daftar akun terlebih dahulu jika belum memilikinya.
Kemudian pilih menu Firewall > Firewall Rules > Create Firewall Rule, dan isilah dengan data-data website AGC yang telah Anda peroleh.
Kapan Website AGC Bisa Hilang?
Website AGC adalah website yang berisi konten curian menggunakan suatu tool atau script.
Memang, dengan munculnya website AGC ini sangat merugikan mereka yang membuat konten dengan susah payah.
Meski Google sudah sangat jelas bahwa metode AGC sangat dilarang, tetapi pelaku selalu dapat mengakalinya.
Cara terbaik untuk mengatasi kasus seperti ini adalah melaporkan atau memblokirnya, kemudian website AGC akan hilang.
Namun, website AGC dapat muncul dengan domain yang baru. Artinya, pelaku kembali mengulangi kejahatannya dari awal, dan Anda bisa melakukan pelaporan dan pemblokiran seperti yang sudah dibahas pada poin sebelumnya.
Nah, apabila Anda termasuk orang yang mengelola website AGC, pastinya Anda akan mengetahui risiko yang didapat, yaitu terkena penalti dari Google karena menyuguhkan konten-konten low quality.
Mulai sekarang, jauhi praktik website AGC dan beralih ke website dengan konten yang berkualitas, yuk!
Selamat mencoba, semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam memblokir website AGC. Sampai jumpa di artikel berikutnya!