Apabila mendengar kata artificial intelligence, mungkin yang terbayang di benak Anda adalah teknologi futuristik yang mampu mengubah dinamika kehidupan manusia.
Dengan robot cerdas dan berbagai mesin pintar lain di seluruh sudut kota.
Namun kenyataannya, diskusi tentang mesin pintar dan proses penciptaannya telah terjadi sejak puluhan tahun lalu dan hasilnya sudah mulai kita nikmati hari ini.
Apa itu Artificial Intelligence?
Artificial intelligence alias AI adalah cabang dari sebuah ilmu komputer yang berfokus pada pengembangan mesin agar mesin memiliki kemampuan kognitif seperti manusia.
Kecerdasan buatan diharap dapat menirukan semirip mungkin pola pikir manusia dalam proses pemecahan masalah dan pembuatan keputusan.
Kehadiran AI hingga saat ini mampu memudahkan berbagai pekerjaan manusia, terutama di bidang yang sifatnya repetitif dan membutuhkan ketelitian ekstra.
AI dianggap mampu mempersembahkan hasil yang lebih akurat dalam waktu cepat saat menangani pekerjaan di bidang tersebut daripada manusia.
Salah satu pekerjaan yang bersifat repetitif dan membutuhkan ketelitian ekstra adalah menganalisis 1000 data dalam bentuk angka yang dihasilkan dari sebuah penelitian online.
Tanpa keterlibatan AI, manusia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat mengolah data tersebut.
Lebih lanjut, Anda perlu mengetahui bahwa AI tidak sama dengan machine learning.
Machine learning berfokus pada proses pembangunan sistem yang dapat mempelajari dan meningkatan kemampuan kerja mereka berdasarkan data yang berhasil di proses.
Jadi perlu digaris bawahi, bahwa semua machine learning adalah AI, namun tidak semua AI merupakan machine learning.
Untuk dapat memanfaatkan teknologi AI scapecara maksimal, banyak perusahaan yang mengucurkan dana yang cukup besar sebagai bentuk investasi jangka panjang.
Perkembangan Artificial Intelligence
Kurang dari sepuluh tahun setelah berhasil membobol mesin enkripsi Nazi, Enigma, serta berhasil membantu Allied Forced memenangkan perang dunia ke-2, ahli matematika bernama Alan Turing kembali membuat sejarah dunia.
Ia melontarkan satu rumusan masalah sederhana berbunyi “Can machines think?” alias “Bisakah mesin berpikir?” apabila dituliskan dalam Bahasa Indonesia.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, Turing menerbitkan karya tulis berjudul “Computing Machinery and Intelligence” pada tahun 1950.
Dari karya tulis tersebut kemudian Turing menawarkan sebuah tes, dimana manusia diminta untuk membedakan mana respon teks yang berasal dari manusia dan teks yang berasal dari komputer.
Tes tersebut dinamakan Turing test dan menjadi dasar bagi visi-misi AI di masa mendatang.
Walau begitu, proses pengembangan artificial intelligence pernah memasuki fase “AI Winter” dimana pemerintah dan korporat berhenti mendanai proses penelitiannya.
Mereka merasa pada 10 tahun terakhir para peneliti gagal memenuhi janjinya dan menciptakan kemajuan yang signifikan.
Fase ini berlangsung selama hampir dua dekade, yaitu mulai dari tahun 1973 hingga 1990.
Kemudian atas dorongan dari Pemerintah Jepang yang yakin terhadap pengembangan komputer pintar, baru pada tahun 1990 AI kembali mengalami perkembangan.
Pada tahun 1997, mesin bernama Deep Blue yang dirilis oleh IBM untuk pertama kalinya mampu mengalahkan permainan catur Garry Kasparov yang telah berkiprah pada kompetisi tingkat dunia.
Kemudian, masih pada tahun yang sama, Windows dikabarkan mampu mengimplementasikan penggunaan software bernama speech recognition pada sistem Dragon yang diciptakan.
Perkembangan baru dari AI kembali diberitakan pada tahun 1998.
Pada tahun tersebut, Dave Hampton dan Caleb Chung berhasil memasang AI pada mainan anak-anak bernama Furby.
Oleh karena itu, Furby pun menjadi robot binatang pertama yang diciptakan menggunakan AI.
Perkembangan AI pada mainan anak tidak berhenti disitu saja. Pada tahun 1999, dirilis sebuat robot anjing yang menggunakan teknologi AI.
Nama robot tersebut adalah RoBOT (AIBO) yang diproduksi oleh SONY.
Secara kemampuan robot tersebut cukup impresif. Seab, AIBO mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan sesama AIBO.
Nah dewasa ini, teknologi AI sudah semakin maju sehingga memiliki banyak fungsi yang dapat digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia di berbagai bidang.
Bahkan dokter gigi di Jepang menggunakan robot humanoid berukuran anak kecil bernama Pedia_Roid untuk simulasi anak-anak ketika mendapatkan perawatan gigi.
Penggunaan robot humanoid tersebut didasari oleh sulitnya mendapatkan pengalaman kedokteran gigi anak.
Robot ini diklaim dapat menirukan reaksi sakit seperti menggerakkan badan, mulut, lidah, menangis, berteriak, hingga memutar bola matanya.
Skill Kognitif Artificial Intelligence
Artificial intelligence mampu mengolah data menggunakan tiga jenis skill kognitif, yaitu:
1. Learning
Learning merupakan kemampuan sistem AI untuk mendapatkan data dan menciptakan peraturan untuk menyelesaikan suatu task tertentu.
Peraturan yang diciptakan AI dari proses learning disebut sebagai Algoritma.
2. Reasoning
Reasoning adalah kemampuan sistem AI untuk memilih algoritma yang sesuai untuk menuntaskan task yang ada.
3. Self-correction
Self-correction merupakan kemampuan AI untuk selalu memperbarui algoritma dan memastikan AI mampu memberikan hasil yang paling realistis sesuai dengan kemampuannya.
Cara Kerja Artificial Intelligence
Artificial intelligence adalah sistem yang membutuhkan hardware dan software khusus untuk menulis dan melatih algoritma machine learning mereka.
Machine learning di dalam sistem AI nantinya akan diberi sejumlah data besar yang harus dipelajari.
Sistem akan mempelajari data tersebut dengan melakukan analisis pola keterkaitan antar satu data dengan data lainnya.
Data yang telah diolah kemudian akan digunakan oleh sistem AI untuk membuat prediksi masa depan apa yang akan terjadi jika sistem mengambil suatu pilihan.
Kemudian, proses pembelajaran ini akan selalu terjadi secara otomatis di dalam sistem AI.
Contohnya sistem AI pada permainan catur elektronik.
Pada mulanya, AI akan diberi data terkait permainan catur untuk dipelajari.
Setelah itu, sistem machine learning di dalam AI akan melakukan pertandingan catur melawan dirinya sendiri.
Dari kekalahan yang dialami, IA akan mempelajari bagaimana cara agar tidak kembali mengalami kekalahan lagi.
Hal tersebut akan berulang secara terus-menerus.
Manfaat Artificial Intelligence
Kecanggihan AI yang mampu terus belajar agar dapat membuat keputusan sendiri tentu memberikan banyak manfaat pada manusia, antara lain:
- menghemat penggunaan sumber daya manusia,
- menggantikan manusia dalam pekerjaan berbahaya,
- meminimalisir terjadinya kesalahan,
- membantu proses kerja agar lebih cepat,
- membuat pengotomatisan pada berbagai bidang.
Penutup
Setelah membaca ulasan Gudang SSL di atas, semoga GudPeople dapat lebih memahami apa itu Artificial Intelligence dan bagaimana sejarah perkembangannya hingga bisa sehebat ini.
Dengan memahami hal tersebut, siapa tahu Anda jadi lebih termotivasi untuk turut mengembangkan AI demi kehidupan umat manusia yang lebih baik dan lebih nyaman.
Namun, perlu diingat bahwa kita sebagai manusia harus tetap bijak dalam memanfaatkan teknologi AI.
Jangan sampai teknologi yang diciptakan justru mencederai humanisme dan kehidupan manusia.